watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DAFTAR KORBANKU


Cerita ini berisi pengalamanku waktu masih
sekolah di sebuah SMU di Jakarta. Doni adalah
namaku.
Pengalamanku berawal dari apa yang pernah aku
alami di sekolah SMU di Jakarta. Sejak pertama
aku masuk sekolah ini aku berkenalan dengan
banyak teman cewek yang kebetulan sebagian
dari etnis cina. Temen satu kelas yang jumlahnya
36 siswa 20 cewek. Kebetulan kelas yang aku
masukin adalah kelas yang kurang menonjol dari
segi prestasi belajar, tetapi kelasku sangat favorit
karena hampir semua cewek cakep seangkatanku
berada di kelas ini.

Singkat cerita, di sekolah kami juga diberi
pelajaran tentang pengatauan sex oleh guru kami.
Pelaksanaan belajar kami dipisah, ketika materi
yang disampaikan untuk para cewek, para cowok
harus pulang lebih dulu, dan minggu berikutnya
sebaliknya. Waktu itu aku nggak tau apa materi
yang diterima para cewek. Untuk para cowok
kami ditunjukkan gambar-gambar anatomi tubuh
wanita mulai dari anak-anak hingga dewasa,
setelah itu juga ditunjukkan gambar adegan ML
dengan berbagai gaya. Setelah itu juga
ditunjukkan gambar alat-alat kontrasepsi dan
terakhir gambar-gambar penyakit sexual pada
pria dan wanita.

Setelah pelajaran itu aku penasaran banget sama
materi yang diberikan pada cewek, apa sama ato
beda, kalo sama kenapa mesti kami dipisah. Aku
utak-atik akhirnya aku mulai berani bertanya pada
Vioni, teman yang sangat akrab denganku tapi
bukan pacarku. Kami sering belajar bersama
karena kebetulan aku tinggal dekat dengan rumah
dia. Waktu belajar sore aku nanya sama dia.
“Vio, pelajaran kemarin tuh apaan sih?”, tanyaku.
“Pengetahuan sex kan” jawab Vio.
“Maksudku pengetahuan yang gimana, kok
sampai dipisah gitu?”.
“Emang yang diliatu sama kamu apaan?” Tanya
Vioni.

“Ya.. gambar-gambar gituan”.
“Gituan gimana?”, Tanya Vioni penasaran.
“Ya gituan”. Jawabku memancing.
“Ya gituaan yang gimana?”, Tanya Vioni lagi.
“Itu aku kemarin diliatin gambar body kamu”.
“Cuman gitu doang?”, tanyanya makin
penasaran.
“Kalo kelas cewek ditunjukin banyak ampai itu,
apa ya.. namananya?”.
“Apaan Vi?”, tanyaku.
“Itu ML atao apa sih”, Vera bilang itu gambar
senggama”. Jelasnya
“Emang gambar yg gimana sih?, yang penis
masuk itu?”.
“Iya, ada yang mulai masuk, ampe masuk
banget, dan .. “.
“Apaan tuh Vi?”, tanyaku penasaran.

“Sampe itu keluar cairan putih itu”, jelasnya.
Sambil nanya terus aku perhatikan mimik wajah
Vioni, tenang banget, padahal aku udah tegang
denger Vioni cerita itu.
“Trus kalo kelas cowok gimana, Don?”, Tanya
Vioni.
“Sama kok, gitu-gitu juga”. Jawabku.
Aku yakin kalo Vioni sebenarnya ingin nanya
banyak sama aku tentang itu, dan aku pancing
dia.
“Itu kan hanya gambar diam, coba gerak asik
banget itu”, pancingku.
“Maksudmu gerak apanya?”, Vioni penasaran.

“Itunya, penisnya gerak”, asik banget.
“Kamu pernah liat apa kok bilang asik?”, Tanya dia
lagi.
“Pernah, kan banyak tuh film-film porno di rental,
mau liat apa?”
“Pinjemin dong gue jadi penasaran nih..”
pintanya.
“Trus entar muternya dimana aku nggak ada
player nich”.
“Di rumahku aja, besok papa dan mama mau ke
bandung gue rencana nggak ikutan”.
“Nonton bareng mau nggak?”, tanyaku.
“Mau aja, emang kenapa boleh kan?”, Vioni heran.

“Boleh aja, malah harusnya gitu”. Rayuku
Tiga hari kemudian apa yang aku tunggu daten
juga. Vioni tlp aku kalo papa dan mamanya baru
aja berangkat ke bandung dan dirumah itu Vioni
hanya tinggal dengan Adik rina 14 tahun dan dewi
12 tahun. Aku ngacir cari VCD porno di rental dan
tak lupa kusiapkan staminaku dan strategiku agar
bias ngerjain Vioni. Aku tau kalo Vioni masih
asing masalah gituan jadi aku yakin dia masih
virgin. Dengan modal 5 ribu ini aku harus dapet
Vioni.
Aku tiba di rumah Vioni jam 19.00 kemudian
masuk dan ngobrol diruang tamu juga sama
adik-adik Vioni. Selama ngobrol mataku jelalatan
kesana kemari perhatiin gerak tubuh Vioni yang
keluar masuk kamar gelisah karena adik-adiknya
nggak ngantuk-ngantuk. padahal player sama TV
www.ceritaindo.sextgem.com ada di ruang tamu. Vioni orangnya nyantai nggak
canggung sama aku, jadi dengan pakaian piyama
dia menyugguhkan minuman dingin
kehadapanku dan ketika dia menaruh gelas
kuperhatikan liuk-liuk tubuh Vioni. Lumayan juga
karena anak orang kaya, tubuhnya keliatan
terawat. Kulit putih mulus, postur bagus dan yg
terpenting ukurannya lumayan mantap.
Jam 20.00 aku juga gelisah ini kapan nyetelnya
kalo gini terus, padahal aku udah nggak tahan.

Aku punya pura-pura suruh nunjukin kamar
mandi aku bisikan pada Vioni agar player dan TV
dipindah kekamar dia dengan alas an untuk
menyimak video pelajaran dan harus diliat dan
dikerjakan tugasnya untuk besok. Vionipun
meminta adiknya untuk selesai nonton TVnya
dan dengan cepat kuangkat tuh TV, dan
playernya Vioni sendiri.

Begitu masuk aku setting player dan TV
menghadap bed dengan harap nonton sambil
rebahan di bed. Begitu siap Vioni menyuruh
adiknya tidur dan pesen sama pembantu kako
ada yang nyari bilang nggak bias diganggu. Pintu
kamar dikkunci dan aksiku dimulai. Kukeluarkan 2
buah VCD porno dan kupasang langsung ke player.

“Ok Vioni, siap”?, tanyaku.
“Dari tadi Don. Sini Don nonton di berd aja sambil
rebahan kan enak” tambahnya.

Vioni telungkup dan aku lompat tepat
disampingnya. Remote dipegang Vioni.
“Ok Don aku play ya”.
“Ok, tapi ntar jangan rebut ya”, kataku.
“Rebut gimana maksudmu?”, Tanya dia.
“Ntar kamu kaget”. Jelasku.

“Enggak lah, kan udat niat banget”. Tambahnya.
Begitu tombol play ditekan, tampilan pertama
adalah cuplikan adegan di dalam film itu.

“Kok langsung masuk Don?”, Vioni heran.
“Itu hanya klipnya aja, ntar pasti pelan kok”,
jelasku.
Setelah itu adegan mulai, yaitu ada wanita bule
dan bercumbu dengan cowok bule, meraka
saling cium peluk, dan sambil melepas pakaian.

Kuperhatikan mata Vioni masih biasa. Ketika
adegan sampai pada saling sentuh kemaluan,
Vioni nyengir.

“Kok tuh penis lemes gitu ya?” Tanya dia.
“Tunggu aja bentar lagi”.
Tanpa disadari oleh Vioni aku selalu menatap
sesuatu yang tadinya ditutupi pinyama itu mulai
keliatan karena tersingkap. Adegan film terus
berjalan dan penis cowk itu sudah tegang. Mata
Vioni terbelalak lebar.

“Don.. Don perhatiin itu!”.
“Apaan?”. Aku terkejut.
Dari tadi aku ngebayangin gimana rasanya
menikmati tubuh Vioni. Aku liat di TV, dan
adegan udah mulai ML dengan posisi standar.

Kulihat mata Vioni hampir tak berkedip, dan
sesekali kuliat menelan ludah. Perlahan-lahan
kugeser kakiku agar dia nggak tau, kutaruh kaki
kiriku disela-sela kakinya. Vioni diam saja karena
dianggap nggak sengaja. Ketika kuliat aman, ganti
kupindahkan tanganku dengan posisi diatas
punggung Vioni. Betapa terkejutnya aku kalo
Vioni ternyata nggak mengenakan BH. Vioni
masih diam. Adegan film semakin panas. Dengan
gerakan yang pelah namun pasti, tangan kiriku
bergerak turun menelusuri punggung kearah
bawah hingga sedikit jariku menyentuh gunung
Vioni yang sebelah kiri. Kami cekikian terus ngeliat
adegan film yang sudah ganti gaya.
Kini kugeser pantatku sampai menempel ke
bokong Vioni. Penisku yang dari tadi mengacung,
menantang menyentuh Vioni.


“Don.., kamu nih apa-apan sih?”. Vioni terkejut.
“Maaf Vi aku nggak sengaja..”.
Ku jauhkan sedikit agar penisku nggak nempel
lagi, karena aku kawatir Vioni marah.
“Baru gitu aja kok sudah tegang Don”, Tanya
Vioni.
Aku terkejut bahwa ternyata Vioni tau apa yang
kulakukan.

“Soalnya aku selain nonton film juga ngliatan
body kamu Vi, nggak tahan”. Jawabku seneng.

“Emang bodyku gimana sih Don, kan biasa aja”.
“Vi.. body kamu tuh bagus baget”,
“Punyamu sama tuh bule besar mana Don”,
“Nggak tau ya apa Vioni mau ukur sendiri!”
pintaku.

“Boleh, mana Don..?”
Langsung aja kubuka celanaku, dan aku emang
nggak pake CD jadu lasung keliatan mengacung
tegak. Vioni meraih penisku dan dipegang dengan
Ibu jari dan telunjuknya.
“Gimana Vi? Gede nggak?”, tanyaku
“Lumayan Don, jariku aja hampir nggak muat. “
“Kalo punyamu gimana Vi?” tanyaku gantian.

“Mo liat juga?” Tanya Vioni.
Aku nyengir aja. Vioni menarik tali piyama dan
mengeser piyamanya ke bawah. Dan kulihat
begitu mulus, putih. Gunung kembarnya begitu
padat dan lancip. Bagian bawahnya juga putih
kemerahan serta dihiasi sedikit rambut.

“Kok cuman diliatin? Katanya mau ngukur?”
tanyaku.
Segera kusentuh gunung itu pelan-pelan, dan
ketelusuri dari bawah gunung sampai puncaknya.
Ketika sampai dipuncak kumainkan putingnya dan
Vioni nyengir.

“Geli Don.. “.
“Tapi ntar asik Vi. ” Rayuku.
Tangan kiriku bergerak kebawah. Kuusap pelah
sebuah pintu kenikmatan yang masih segar.
“Don geli banget..”, tubuhnya menggelinjang.

Dan kurasakan mulai basah dan licin. Aku yakin
kalo Vioni sudah terangsang.
“Vi boleh nggak penisku nyentuh memekmu ini,
kali aja ukurannya pas?” tipuku.

“Boleh tapi janji ya!”.
“Janji apaan?”.
“Ini rahasian kita, jangan sampai Ester tau, aku
nggak enak sama dia”.
Posisiku tepat diatas tubuh Vioni, dan ujung
penisku segeran dusentuhkan pada memek Vioni
yang udah bawah. Sambil aku kulum pintung
kanan dan kumainkan punting kiri dengan tangan
tangan kananku masih meraba-raba memek
Vioni yang semakin basah. Vioni sangat
menikmati gerakanku. Nafasnya mendesah.

“Eeecchh, oohh, oo yes..”, strategi kujalankan.
Kulumanku semakin cepat dan penisku perlahan-
lahan aku tekan masuk.
“Don jangan, ntar aku nggak tahan oocchh”.
“Kalo ngukur tuh harus masuk semua Vi, baru
tau sama apa enggak”, bisikku.
Penisku begitu sulit masuk, kepalanya aja nggak
bias masuk.
“Vi kalo emang kamu mau tau ukuranku, kita
harus melakukannya bareng”.
Vioni menggangguk. Kutekan lagi dengan
tambahan tenaga.
“Oocchh, oocchh Don, sakit, oocchh, sakit”.
Aku tahan sampai Vioni diam lagi. Penisku udah
masuk � nya.

“Vi siap, siap ya, kita akan mengukur semuanya
ya, jangan tegang”.
Aku tarik nafas dan kutahan didada, dan kutekan
dengan tenagaku dan..

Sret,.. srett.. bless..
“Doonn sakiitt”.
Aku tahan penisku yang udah masuk semuanya.
Kurasakan memek Vioni meremas-remas
penisku dengan kautnya dan lama diam. Kutarik
keluar pelan-pelan dan kemasukkan lagi.

“Sleepp, bleess, sleepp, bleess”, kukocok penisku
di memek Vioni.
“Oochh, oocchh, oocchh, yess”,
“Ooch yess, oocch yess, oocchh yeess, terus
Don, teruss”.
Kurasakan memek Vioni basah banget, dan
matanya menangis. Beberapa waktu beraksi
penisku keras banget dan ada sesuatu yang mau
keluar.

“Vi aku mau keluuaarr, gimanaa”.
“Oocchh teruuss, keluariinn ajaa..”.
Crott, croott, croott, sambil keluar sperma
kukocok terus sampai penisku lemas. Kami
berpelukan erat. Kuliat spermaku berceceran di
bed cover bercampur dengan darah perawan
Vioni.

“Don.. makasih yach, ini pengalaman yang hebat
buatku”.
“Sama-sama Vi, terimakasih telah kamu berikan
kegadisanmu padaku”.


Pulang dari rumah Vioni kubuka buku daftar
korbanku, dan kutambahkan nama Vioni yang
merupakan tergetku yang ke-8 dari 20 siswi
sekolahku.



Adult | GO HOME | Exit
1/1265
U-ON

inc Powered by Xtgem.com